Segala bentuk kehidupan, baik yang mikroorganisme maupun
makroorganisme memiliki persamaan dalam hal membutuhkan nutrisi. Nutrisi yang
dibutuhkan dalam bentuk zat-zat kimiawi yang dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup dan pertumbuhan makhluk hidup tersebut.
Planet Bumi kita ini
dihuni oleh jutaan jenis mahluk hidup. Di antara jutaan jenis makhluk hidup ini
ada yang terlihat oleh mata dan ada yang tak terlihat oleh mata. Mahluk hidup yang tidak dapat dilihat
oleh mata tersebut berukuran amat kecil, disebut mikroorganisme. Untuk
mengetahui atau mengamati mikroorganisme tersebut diperlukan alat bantu berupa
alat pembesar, seperti loop, mikroskop biasa, dan mikroskop elektron.mikroorganisme melakukan adaptasi
dengan lingkungannya. Adaptasi
ini dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu dan dapat pula
perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk marfologi serta
struktur anatominya.
A. Elemen Makro dan Elemen Mikro
Unsur hara esensial untuk
tanaman dibedakan antara elemen makro dan mikro. Makronutrien dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak, sedang mikronutrien dibutuhkan dalam jumlah yang relatif
kecil.
Elemen makro lebih dibutuhkan
untuk komponen struktural, sedang elemen mikro lebih mengarah untuk komponen
fungsional. Sebagai contoh makronutrien N dalam jaringan dapat mencapai 1000
kali lipat lebih besar daripada Zn. Makronutrien tersebut : C H O N S P K Ca Mg
( Na Si ) sedang mikronutrien : Fe Mn Cu Zn Mo B Cl. Namun adakalanya
keberadaan mikronutrien hampir menyamai makronutrien dalam jaringan misal Fe
atau Mn di dalam jaringan sangat tinggi hampir menyamai S atau Mg, bahkan pada
kondisi tertentu dijumpai konsentrasi yang tinggi terhadap elemen-elemen non
essensiil yang di antaranya bersifat toksik (Al, Ni, Se, F).
B.
Tipe-tipe Nutrisi
Mikroorganisme
Menurut Pelczar (2005:132-133), tipe-tipe nutrisi yang
dijumpai pada bakteri terbagi atas:
1.
Beberapa
bentuk kehidupan, dapat menggunakan energi pancaran atau cahaya dinamakan fototrof.
2.
Bentuk kehidupan
yang bergantung pada oksidasi (kehilangan elektron dari suatu atom)
senyawa-senyawa kimiauntuk memperoleh energinya. Makhluk ini disebut kemotrof.
3.
Banyak juga
bentuk kehidupan yang menggunakan karbondioksida sebagai sumber karbonnya.
Makhluk ini disebut autotrof. Bila mereka
memperoleh energinya dari cahaya, maka disebut fotoautotrof. Bila memperoleh energinya dari hasil mengoksidasi
senyawa kimiawi, maka disebut kemoautotrof.
4.
Beberapa bentuk
kehidupan yang tidak dapat menggunakan karbondioksida sebagai sumber karbon
satu-satunya dan bergantung kepada autotrof
untuk menghasilkan senyawa organik. Makhluk itu disebut heterotrof.
Selain yang di atas, Penggolongan
kehidupan mikroorganisme dapat pula dibagi atas dasar sifat organik atau
anorganik dan dari donor elektron yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya.
Jasad-jasad yang menggunakan bahan-bahan anorganik seperti nitrogen, NH3, H2S
atau S sebagai donor electron disebut jasad yang litotrof, sedangkan jasad
hidup yang menggunakan senyawa organik sebagai donor elektronnya digolongkan
dalam jasad yang organotrof. Kalau kita menggolongkan jasad hidup berdasarkan
atas kombinasi dari tipe energi dan donor elektron yang diperlukan untuk pertumbuhan,
maka jasad hidup dapat dibedakan sebagai berikut:
1.
Fotolitotrof
Jasad-jasad fotoliototrof menggunakan sinar matahari sebagai energi primer dan menggunakan senyawa anorganik sebagai donor elektron untuk pertumbuhan.
Jasad-jasad fotoliototrof menggunakan sinar matahari sebagai energi primer dan menggunakan senyawa anorganik sebagai donor elektron untuk pertumbuhan.
2.
Fotoorganotrof
Jasad-jasad yang tergolong fotoorganotrof sumber energinya tergantung pada sinar matahari dengan menggunakan senyawasenyawa organik sebagai donor elektron.
Jasad-jasad yang tergolong fotoorganotrof sumber energinya tergantung pada sinar matahari dengan menggunakan senyawasenyawa organik sebagai donor elektron.
3.
Kemolitotrof
Jasad-jasad kemolitotrof menggunakan sumber energi dari hasil oksidasi reduksi dari senyawa anorganik dan menggunakan senyawa anorganik sebagai donor elektron.
Jasad-jasad kemolitotrof menggunakan sumber energi dari hasil oksidasi reduksi dari senyawa anorganik dan menggunakan senyawa anorganik sebagai donor elektron.
4.
Kemoorganotrof
Jasad-jasad yang kemoorganotrof tergantung dari hasil-hasil oksidasi reduksi dari senyawa organik sebagai donor electron untuk pertumbuhannya jasad yang termasuk golongan ini merupakan jasad heterotrof dan mencakup sebagian besar jasad renik dan termasuk pula bintang-bintang tertentu (Budiyanto, 2005)
Jasad-jasad yang kemoorganotrof tergantung dari hasil-hasil oksidasi reduksi dari senyawa organik sebagai donor electron untuk pertumbuhannya jasad yang termasuk golongan ini merupakan jasad heterotrof dan mencakup sebagian besar jasad renik dan termasuk pula bintang-bintang tertentu (Budiyanto, 2005)
C.
Faktor tumbuh
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri meliputi:
1.
Kandungan gizi
Seperti halnya makhluk hidup lainnya, bakteri juga
membutuhkan zat gizi untuk pertumbuhannya, bahan makanan yang akan menjadi
sumber energi dan menyediakan unsur-unsur kimia dasar untuk pertumbuhan sel.
2.
Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri
dibagi menjadi 3 golongan:
a
Bakteri psikrofil, yaitu bakteri
yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
b
Bakteri mesofil, yaitu bakteri
yang hidup di daerah suhu antara 40° – 55°C, dengan suhu optimum 25° – 37 °C.
3)
c
Bakteri termofil, yaitu bakteri
yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu optimum
55 - 60°C.
3.
pH (Tingkat keasaman)
Kebanyakan bakteri mempunyai pH
optimum, yaitu pH dimana pertumbuhan maksimum sekitar pH 6,5-7,5. Pada pH
dibawah 5,0 dan diatas 8,5 bakteri tidak dapat tumbuh dengan baik.
4.
Kelembaban
Pada umumnya bakteri memerlukan
kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari
protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses
pembekuan dan pengeringan.
5.
Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada
proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang
tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi
komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian.
Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau
pengawetan bahan makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar